




- Wali Kota : Vaksin Covid-19 Diberikan Secara Bertahap
- RS Ramela Terima Bantuan dari Mega Grup dan Lions Club Port Numbay
- KONI Papua Kumpulkan Pengurus dan Pelatih Cabor Beladiri, Ini yang Dibahas
- Rencana Pemkot Jayapura Menata Kembali Eks Pasar Ampera
- Ratusan Mahasiswa di Papua dan Maluku Ikuti Webinar IndonesiaNEXT 2020
- Bank Syariah Indonesia Diharapkan Jadi Fasilitator Ekosistem Ekonomi Syariah
- Bank Syariah Indonesia Bantu Mempercepat Multiplier Effect Ekonomi Nasional
- Data OJK : Aset Industri Keuangan Syariah Mencapai 21,48 Persen
- Fasilitas Pajak Diperpanjang Hingga Desember 2021
- Telkomsel Bebaskan Telepon dan SMS untuk Pelanggan di Majene dan Mamuju
Suku Wally Ancam Demo Besar-besaran terkait Stadion Papua Bangkit

Keterangan Gambar : Kepala Suku Genabu Kampung Nendali, Benhur Wally didampingi Koordinator demo damai, Konstan Wally dan abuafa Abuafa, dr. Manangsang saat menggelar keterangan pers terkait aksi demo akan digelar.
Potret.co, Sentani - Kepala Suku Genabu Kampung Nendali, Benhur Wally bersama warga kampung, Nendali, Yoboi dan Babrongko mengaku akan turun jalan untuk menggelar aksi demo menuntun pembayaran terhadap tanah adat yang saat ini telah dibangun Stadion Papua Bangkit yang berada di Kampung harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, pada tanggal 17 Juli 2019 mendatang.
“Semua yang bermarga Wally akan turun untuk menggelar aksi demo tersebut. Saya janji kita akan turun bahkan kita akan blokir jalan sebab kami jumlahnya bukan sedikit tetapi dalam jumlah banyak,” tegasnya dalam keterangan pers suku Wally rencana palang stadion Papua Bangkit di Obhe Nendali, Senin (15/7/2019) sore.
Ia mengatakan, pihaknya akan tutup jalan sebab yang ditutup itu merupakan tanah adat. Selain d tempat pergelaran PON 2020. Pihaknya juga mengancam kan menutup gunung Cycloop.
Sementara itu, Koordinator demo damai, Konstan Wally menegaskan bahwa, tanah adat yang sekarang dibangun Stadion Papua Bangkit itu dengan luas 62 hektar itu merupakan asli tanah adat kami.
Disamping itu, Ia juga minta agar Pemerintah membuat tapal-tapal batas tanah adat.Tujuannya agar memperjelas letak tanah adat dari masing-masing suku.
Ditempat sama dikatakan, Abuafa, dr. Manangsang mengharapkan apa yang kami alami ini bisa didengar Pemerintah Provinsi Papua dan Presiden RI, Jokowi.
“Supaya itu diselesaikan dengan baik agar PON yang dimimpikan terjadi dan kami tetap akan mendukung terselenggaranya PON 2020 ,” harapnya.(vito)
Berita Terkait
- Rp 38 Miliar Dana Hibah dan Bansos di Keerom Diduga Dikorupsi0
- Peradi Siap Bantu Warga Gugat PLN0
- Sambil Berdagang, Pasutri Jualan Sabu di Serui 0
- Ratusan Bibit Ganja dari PNG Nyaris Lolos ke Jayapura0
- KKR Penting Dibentuk Untuk Seriusi Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua0
- Polda Tangani 43 Kasus Penyalahgunaan Dana APBD di Papua 0
- Penyelesaian Kasus Curanmor di Papua Menurun Tajam0
- Inilah 10 Aksi Teror KKB di Papua Sejak Awal 2019 3
- 27 Bintara Remaja Ditugaskan ke Wilayah Rawan Gangguan KKB0
- 681 Anggota Polda Papua Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolda0
Berita Populer
- Purtier Placenta, Terbukti Sembuhkan Berbagai Penyakit
- PAK WIRANTO DAN PAK MULDOKO, DIMINTA BERPIKIR DENGAN CARA YANG BERBEDA.
- Siapkan Volunteer, Uncen Siap Sukseskan PON 2020 di Papua
- PDAM Jayapura Luncurkan Aplikasi SiPDAM Pintar dan GIS
- Diduga Kepala Daerah Cuci Uang di Kasino, Pastor John Jonga : Usut Tuntas , Jangan Main - main
- Tuntut Hak, Masyarakat Adat Demo di Bandara Sentani
- Transaksi Gadai Barang di Pegadaian Area Jayapura Tumbuh 1,5 Persen
- Suku Wally Ancam Demo Besar-besaran terkait Stadion Papua Bangkit
- Trauma Aksi Demo Anarkis, Kehadiran ASN Pemkab Jayapura Di Awal Bulan September Tercatat Sedikit
- Koalisi Sahabat Panji Tolak Putusan Hakim